Apakah Wanita Juga Butuh Viagra?

Seperti yang telah kita ketahui bahwa viagra adalah obat anti disfungsi ereksi yang digunakan oleh lelaki ketika akan berhubungan seksual untuk meningkatkan gairah seksualitas. Namun, apakah wanita juga membutuhkan obat kuat wanita agar stamina ketika berhubungan seksual dapat bertahan lama?

SEBELUM membahas lebih jauh tentang apakah viagra juga dibutuhkan oleh seorang wanita atau tidak, kita perlu memahami lebih dalam tentang viagra dalam hubungan suami istri. Viagra biasanya dikonsumsi oleh para lelaki ketika akan berhubungan seksual. Viagra dipercaya dapat meningkatkan gairah seks lelaki saat melakukan hubungan intim. Namun, saat ini juga tersedia viagra sebagai obat kuat wanita.

Pada tanggal 18 Agustus 2015, Lembaga Pengawasan Obat dan Makanan (FDA) Amerika Serikat meloloskan obat pertama untuk mengobati wanita yang mengalami penurunan libido saat melakukan hubungan intim. Penurunan libido atau Hypoactive Sexual Desire Disorder biasanya terjadi saat para wanita mendekati masa menopause sehingga kehilangan gairah seksusal. Obat tersebut bernama Addyi, dengan nama kimia Flibanserin. Addyi awalnya diproduksi untuk meningkatkan selera makan dan meredakan depresi seseorang. Selanjutnya, obat ini didesain ulang sebagai obat untuk meningkatkan libido seorang wanita.

Sejarah Viagra untuk Wanita

Sebelum akhirnya dinyatakan lolos oleh FDA, Addyi telah mengalami beberapa penolakan karena beberapa pertimbangan di antaranya efek samping yang ditimbulkan setelah mengonsumsi obat tersebut. Pada tahun 2010, FDA menolak penggunaan Addyi karena penelitian menyebutkan bahwa Addyi memberikan efek samping lebih besar pada konsumen dibandingkan memberikan khasiat pada konsumen.

Aturan penggunaan Addyi menyebutkan bahwa obat tersebut tidak dapat dikonsumsi bersamaan dengan obat-obatan lainnya ataupun alkohol karena dapat menyebabkan terjadinya kerusakan hati, tekanan darah rendah (berat), dan pingsan dalam jangka waktu yang lama. Addyi kembali ditolak oleh FDA pada tahun 2014 saat produksi Addyi diambil oleh Sprout Pharmaceuticals, investor untuk produksi viagra.

Penolakan tersebut disebabkan efek samping dari Addyi yang dinilai terlalu berisiko pada wanita dan masih terdapat beberapa pihak yang mempertanyakan apakah libido termasuk kelainan seksual yang membutuhkan perawatan medis. Pada akhirnya, Sprout Pharmaceuticls mengerahkan beberapa kelompok advokasi hak-hak perempuan agar meloloskan penggunaan Addyi.

Manfaat Viagra

Tata cara penggunaan Addyi adalah rutin dikonsumsi setiap hari untuk meningkatkan gairah seksualitas. Sama halnya dengan viagra yang bekerja pada lelaki, viagra pada wanita akan memengaruhi aliran darah di alat kelamin wanita sehingga dapat mengaktifkan dorongan seksual di otak. Saat wanita mengonsumsinya, mereka juga akan lebih sensitif terhadap sentuhan lelaki yang juga akan meningkatkan gairah seksual wanita.

Namun, seiring dilakukan penilitian lebih lanjut sejak dinyatakan lolos oleh FDA, viagra untuk wanita belum menunjukkan hasil yang memuaskan pada hubungan seksual. Salah satu penelitian yang dilakukan oleh Peneliti Belanda melakukan penelitian terhadap 6.000 perempuan untuk mengetahui seberapa aman dan efektif penggunaan Addyi.

Times pada tanggal 1 Maret 2016 mengutip bahwa hasil penelitian membuktikan bahwa kualitas viagra masih rendah. Selain itu, JAMA Journal juga mengutip bahwa penggunaan Addyi belum efektif dalam meningkatkan gairah seksual wanita atau pun frekuensi hubungan intim pasangan suami istri. Penelitian lebih lanjut masih diperlukan tentang seberapa perlu seorang wanita membutuhkan viagra atau pun seberapa efektif penggunaan Addyi dalam meningkatkan gairah seks seorang wanita.

Terlepas dari opini tentang apakah seorang wanita membutuhkan viagra atau tidak, salah satu hal terpenting dalam hubungan seksual adalah tetap memerhatikan gaya hidup dan pola makan yang dapat berdampak positif pada hubungan seksual.