Mood swing artinya perubahan mood yang tak menentu. Kabarnya, mood swing sering dialami oleh wanita, terlebih ketika masa ovulasi. Hmm, apa yang sekiranya menyebabkan hal ini? Yuk, simak jawabannya.
ANDA mungkin pernah mengalami mood swing. Kala periode menstruasi menjelang, tiba-tiba Anda mengalami mood swing.
Seperti yang telah disebutkan, mood swing artinya perubahan mood yang tak menentu. Dalam waktu yang berdekatan, bisa jadi Anda mengalami mood yang berbeda-beda.
Misalnya, di pagi hari mood Anda bagus dan baik-baik saja, tetapi di sore hari mood berubah menjadi jelek. Ini bisa terjadi karena mood ternyata dipengaruhi oleh hormon wanita.
Hormon wanita berubah-ubah seiring siklus menstruasi yang dialaminya. Hal ini turut memengaruhi perubahan mood dan emosi.
Ada 4 fase dalam siklus menstruasi yang dialami perempuan, yakni fase menstrual, follicular, ovulasi, dan luteal. Yuk, simak bagaimana perubahan mood wanita di keempat fase ini.
Fase Menstrual
Saat fase menstrual, hormon estrogen dan progesteron wanita akan menurun yang menyebabkan runtuhnya dinding rahim dan mengakibatkan pelepasan sel telur. Fase ini biasanya berlangsung selama 3 sampai 7 hari.
Pada fase menstrual, Anda mungkin akan mengalami kelelahan yang teramat sangat karena sejumlah hormon yang biasanya ada di dalam tubuh, seperti estrogen dan progesteron tadi, turun drastis.
Perubahan drastis ini akan membuat tubuh lelah hingga jumlah hormon naik kembali. Jika berada dalam fase ini, mood booster adalah satu hal yang dibutuhkan.
Mood booster dapat berupa apa saja. Kuncinya adalah beristirahat semaksimal mungkin dan hindari kafein. Ini akan membuat tubuh terasa lebih baik.
Fase Follicular
Fase follicular berakhir saat Anda mengalami masa ovulasi. Pada fase ini, biasanya kadar hormon estrogen dan progesteron mulai berangsur naik.
Meningkatnya aktivitas hormonal akan meningkatkan sensitivitas indera penciuman wanita. Tak hanya itu, kemampuan berpikir dan koordinasi pun akan meningkat.
Beberapa wanita merasa bahwa fase ini adalah fase terbaik mereka, baik secara fisik maupun psikis. Dalam fase ini, rasanya mood booster adalah hal yang belum terlalu dibutuhkan, because your mood is already good enough.
Namun, untuk mengoptimalkan fase ini, cobalah berdiskusi atau membuat rencana dengan pasangan atau teman. Jangan sia-siakan masa produktif Anda!
Fase Ovulasi
Inilah masa di mana Anda memiliki potensi tinggi untuk hamil jika berhubungan seksual. Masa ini dimulai setidaknya pada hari ke-14 siklus menstruasi, bila siklus menstruasi Anda berlangsung selama 28 hari.
Estrogen dan testosteron meningkat tajam pada fase ini. Anda pun akan merasa lebih berenergi dan lebih tinggi hasrat seksualnya. Ini masuk akal, mengingat tubuh Anda memang sedang mempersiapkan diri untuk bereproduksi.
Sisi buruknya, beberapa perempuan mungkin akan mengalami wajah berjerawat. Payudara juga mungkin akan terasa nyeri.
Fase Luteal
Bersamaan dengan hadirnya fase ini, mood swing artinya kembali datang. Pada fase ini, wanita rentan mengalami ketidakseimbangan estrogen dan progesteron dalam tubuh, yang akhirnya berdampak pada level serotonin.
Efeknya, Anda jadi lebih mudah cemas, stres, dan terganggu. Hindari makanan olahan yang bisa meningkatkan dan menurunkan gula darah secara tiba-tiba. Kacaunya level gula darah dapat memperparah reaksi kimia dalam tubuh Anda.
Itulah beberapa hal yang menjelaskan hubungan kondisi hormon dalam tubuh dengan mood. Semoga bisa membantu Anda yang merasa bingung dengan perubahan mood mendadak, ya.
Sumber:
Ovulation Hormones: Here's How The Menstrual Cycle Phases Affect Your Mood. https://www.womansday.com/health-fitness/womens-health/a1605/a-month-in-the-life-of-your-hormones-107587/. Dilansir dari 18 Desember 2019.