Berhubungan seks saat hamil umumnya aman, namun jika Anda menyukai preferensi gaya bercinta BDSM, simak aturan hubungan intim BDSM saat hamil di bawah ini.
NAH, bagaimana dengan variasi hubungan intim BDSM? Populernya roman Fifty Shades of Grey membuat pasangan menjadi penasaran dan menyukai BDSM. BDSM adalah variasi seks dimana hubungan intim dilakukan dengan peran dominan-submisif, budak-majikan atau sadomasokisme.
Dalam gaya hidup BDSM, dibutuhkan komunikasi dan dasar kepercayaan yang kuat pada pasangan. Seorang dokter kandungan dari Los Angeles, Leah Millheiser membahasa keamanan seks saat hamil dengan BDSM. Simak selengkapnya di bawah ini.
Gairah bercinta ketika hamil bisa meningkat dan aman-aman saja bagi wanita untuk melakukan seks saat hamil asalkan kondisi kandungannya normal dan fisiknya sehat. Seiring bertambah besarnya ukuran perut, membuat Anda dan pasangan harus melakukan modifikasi dalam melakukan hubungan seks.
Setiap pasangan tentu memiliki standar rough sex yang mereka lakukan. Jika memungkinkan, cobalah seterbuka mungkin terhadap dokter kandungan Anda dan minta saran atau bertanya hal yang mungkin Anda ragukan.
BDSM memicu persalinan?
Risiko terbesar dari seks BDSM adalah persalinan prematur dan kontraksi. Beberapa hal seperti stimulasi intens pada puting dapat memicu persalinan atau pembukaan pada beberapa ibu hamil terutama yang telah memasuki masa persalinan yang sudah waktunya.
Jika wanita hamil mengalami orgasme 1 kali atau bahkan lebih, dia mungkin akan mengalami kontraksi pada perut. Normalnya, kontraksi ini akan hilang dengan sendirinya. Namun jika kontraksi tidak hilang, segera konsultasi kepada dokter.
Selain stimulasi intens pada puting, Anda harus memerhatikan soal ikat-mengikat. Pada praktek BDSM, mengikat bagian tubuh merupakan hal yang lumrah dan dapat meningkatkan gairah bercinta. Ketika sedang hamil, hindari mengikat bagian perut. Begitupun jika Anda menggunakan flogger atau alat untuk memukul, selalu hindari bagian perut atau area punggung.
Baca juga:Â BDSM, Benarkah Menyimpang?
Hindari aktivitas yang mengurangi suplai oksigen dan aliran darah
Mencekik atau memakai harness/borgol juga lazim bagi pasangan yang melakukan BDSM. Namun aktivitas tersebut dapat mengganggu suplai oksigen dan aliran darah yang dapat berdampak kepada janin.
Jika oksigen ke otak ibu hamil berkurang, akan berdampak pada darah yang kekurangan oksigen, dan hal tersebut akan langsung berdampak pada janin dalam kandungan. Selain itu, tubuh wanita saat hamil biasanya akan membengkak dan kelebihan cairan.
Sebaiknya, selama hamil hindari aktivitas mencekik, membekap mulut, menggunakan ikat leher. Jika pun ingin tetap memakai ikat leher atau borgol, pilihlah yang longgar atau pilih harness dari bahan kulit yang lebih lentur.
Jangan menggunakan sex toys bersamaan dengan orang lain
Aturan ini tidak hanya untuk wanita hamil tetapi juga bagi siapa saja. Jangan menggunakan alat bantu seks bergantian dengan orang lain. Menggunakan sex toys bergantian meningkatkan risiko tertular penyakit menular seksual seperti herpes.
Joy Kit Fantastic Four, Rp. 149,000; beli di sini
Jika terinfeksi virus herpes pada saat hamil, ibu hamil dapat menularkannya kepada janin dan ini sangat berbahaya. Selain itu, ada beberapa obat yang tidak aman dikonsumsi oleh ibu hamil karena akan berdampak langsung terhadap bayi yang dikandungnya.
Baca juga:Â Yang Perlu Anda Tahu Tentang Seks Saat Hamil
Lakukan lebih lembut dan lebih berhati-hati
Anda masih tetap menikmati seks BDSM dengan modifikasi yang lebih lembut atau halus. Selalu dengarkan sinyal dari tubuh. Hindari mengekspos bagian perut ketika sedang melakukan hubungan seks BDSM.
Jika sang istri mengalami pendarahan vagina sebaiknya hentikan kegiatan seks dan langsung kunjungi dokter. Hindari juga melakukan penetrasi terlalu dalam dengan kasar karena akan berisiko terhadap serviks, padahal serviks perlu dipersiapkan untuk persalinan.
Di luar itu, selama aman, tak ada salahnya untuk tetap lakukan seks saat hamil, kok!