Melakukan hubungan intim menggunakan kondom berbahan lateks memang aman karena menghindarkan Anda dari Penyakit Menular Seksual (PMS) dan kehamilan. Namun bagaimana jadinya jika Anda justru alergi dengan kondom jenis ini?
PERNAH mengalami hal tidak mengenakkan ketika melakukan hubungan intim menggunakan kondom berbahan lateks? Jangan disepelekan, hal itu mungkin gejala Anda mengalami gejala altergi kondom lateks.
Meskipun kondom memang menjadi alat kontrasepsi terampuh untuk mencegah penularan PMS dan kehamilan, namun reaksi alregi terhadap kondom lateks juga tidak boleh dibiarkan begitu saja.
Alergi kondom lateks sangat umum ditemukan dibandingkan alergi kondom berbahan kulit domba, ungkap Jennifer Wilder, M.D seorang pakar kesehatan wanita.
Sagami Kondom Original 002 S, Rp 59.800,- ; Beli di sini
Alergi kondom berbahan lateks jarang dialami wanita maupun pria namun tentu saja tetap ada yang memang memiliki alergi ini. Ciri paling umum yang Anda alami dari alergi kondom lateks adalah iritasi vagina, rasa terbakar dan rasa gatal di area alat kelamin.
Seorang dokter obsentri gikenologi, Jonathan Schaffer dari Ohio State University Wexner Medial Center memberi tahu lebih lanjut bahwa alergi lateks dapat memicu kondisi anaphylaxis (reaksi alergi) yang dapat mengakibatkan sistem vital tubuh membengkak, menurunnya tekanan darah dan sulit untuk bernafas.
“Kondisi ini jarang terjadi namun harus mendapati tindakan lanjut secepat jika dialami oleh seseorang” terang Jonathan Schaffer.
Namun reaksi iritasi pada vagina, rasa terbakar atau rasa gatal belum tentu menjadi tanda bahwa Anda memiliki alergi terhadap kondom lateks. Beberapa reaksi tersebut dapat menjadi indikasi lain bahwa Anda dapat mengalami infeksi ragi atau hal lainnya.
Bagaimana mengetahui bahwa Anda memang alergi terhadap kondom yang terbuat dari bahan lateks? Jawabannya dari waktu.
Baca juga: Ingin Beli Kondom? Kenali Dulu Jenis dan Keunggulannya
Salah satu tanda alergi terhadap bahan lateks adalah jika Anda memiliki reaksi yang konsisten terhadap kondom lateks. Reaksi iritasi, rasa terbakar, dan gatal dapat langsung muncul setelah kontak dengan kondom lateks atau sehari sesudahnya dan dapat bertahan hingga empat hari.
Jika Anda mencoba berhubungan intim tanpa kondom dan tidak merasakan reaksi apapun, bisa dicurigai bahwa Anda memiliki alergi terhadap kondom lateks.
Meskipun bisa langsung beralih ke kondom polyurethane yang sama-sama melindungi dari penyakit menular seksual dan kehamilan, Anda disarankan untuk tidak langsung beralih.
Anda bisa mencoba kondom lateks yang tidak mengandung spermisida (pembunuh sperma). Sebab bisa jadi bahwa anda laergi pada spermisida pada kondom dan bukan pada kondom lateksnya.
Sagami Kondom Original 002 S - 12 pcs, Rp 289.000,- ; Beli di sini
Ada baiknya berkonsultasi dulu pada dokter obsentri ginekologi untuk memastikan bahwa Anda memiliki reaksi alergi dan bukan mengidap penyakit gangguan alat reproduksi.
Anda dapat memilih kondom lateks tanpa spermisida ternyata alergi pada Nonoxynol-9. Jika memang benar alergi kondom lateks, Anda bisa memilih kondom yang terbuat dari bahan polyurethane.
Kondom polyurethane memiliki kemampuan yang sama seperti kondom lateks yang dapat mencegah penularan penyakit menular seksual dan mencegah kehamilan dengan efektif.
3 komentar
http://onlinecasinouse.com/# slots free slots for real money free slots games play slots
http://mewkid.net/when-is-xuxlya/ – Amoxicillin Dosage For Amoxicillin 500mg awl.sofi.asmaraku.com.vip.hs http://mewkid.net/when-is-xuxlya/
http://mewkid.net/when-is-xuxlya/ – Amoxicillin Amoxicillin mxe.lvgz.asmaraku.com.leb.qp http://mewkid.net/when-is-xuxlya/