8 Mitos IUD yang Tidak Benar

Bagi Anda yang sudah memiliki anak dan ingin membatasi jumlahnya, menggunakan alat kontrasepsi seperti IUD adalah pilihan terbaik. Namun banyak wanita enggan memasang IUD karena beberapa mitos menakutkan yang banyak beredar. Apakah semua mitos itu benar?

8 Mitos IUD yang Tidak Benar

PADA umumnya pasangan yang ingin menunda memiliki momongan akan menggunakan alat kontrasepsi tertentu untuk mencegah terjadinya kehamilan. Nah, dari sekian banyaknya pilihan yang ada, cara mencegah kehamilan dengan alat kontrasepsi IUD adalah salah satu yang sering digunakan.

Alat kontrasepsi IUD sendiri adalah plastik berbentuk huruf T seukuran uang logam yang ditempatkan di dalam rahim. Ini merupakan cara mencegah kehamilan yang paling efektif. Namun, banyak pasangan yang ternyata masih ragu untuk memilih IUD sebagai alat kontasepsinya.

Hal tersebut dipengaruhi karena kurangnya pengetahuan, terbatasnya informasi dan diperparah adanya mitos negatif yang beredar di masyarakat tentang IUD. Sebelum Anda terpengaruh terlalu jauh dengan mitosnya, yuk simak lebih jauh untuk mengenal 8 mitos tentang IUD yang tidak benar berikut ini!

1. Pemasangan IUD Sangat Menyakitkan

Pengalaman setiap wanita sudah pasti berbeda-beda, tak mungkin sama antara satu dengan lainnya karena setiap tubuh memiliki keunikan sendiri. Bagi wanita yang pernah mempunyai anak dan sudah menggunakan IUD pasti merasakan pemasangan alat kontrasepsi IUD lebih nyaman ketimbang pap smear.

Sementara itu, bagi yang belum pernah hamil atau mengalami nyeri saat haid, mungkin Anda akan merasakan kram yang hebat saat proses pemasangan IUD hingga beberapa waktu setelahnya. Tapi tak perlu khawatir, karena Anda bisa berkonsultasi terlebih dahulu terkait hal tersebut pada dokter.

2. Suami akan Merasakan IUD saat Berhubungan Intim

Apabila pemasangan IUD dilakukan dengan benar, maka IUD tidak akan terasa saat Anda melakukan hubungan intim bersama suami. Karena letak IUD ada di dalam rahim bagian paling atas, maka seharusnya lokasi ini jauh dari jangkauan Mr.P.

Meskipun benang IUD ini bertekstur lembut, namun tenang saja karena seharusnya tidak menganggu intercourse. Meskipun demikian tetap tidak dipungkiri tak jarang kebanyakan suami memang mengaku merasakannya ketika penetrasi.

Sebaiknya benang IUD yang terlalu panjang cukup dililitkan atau diselipkan di belakang serviks saja, tidak perlu dipotong. Sehingga tidak menganggu hubungan intim Anda bersama suami.

Ovutest Scope Uji Kesuburan, Rp 199.000,- ; Beli di sini

3. IUD dapat Berpindah ke Bagian Tubuh Lainnya

Sebagaimana yang sudah Anda tahu, pemasangan IUD berada di rongga rahim yang tidak memiliki lubang lain selain vagina. Apabila IUD dapat berpindah ke bagian tubuh lainnya, maka IUD memerlukan perantara aliran darah.

Karena itulah, IUD tidak mungkin bisa berpindah ke luar rongga Rahim. Apabila IUD berpindah pun hanya bisa keluar melalui vagina atau bergeser di sekitar rongga rahim saja.

4. IUD Tidak Cocok untuk Ibu Menyusui

Hal ini sudah pasti tidak benar. Sebenarnya ada dua tipe IUD, yakni hormonal (hormone progesterone) dan non hormonal. Kedua tipe ini juga aman loh bagi ibu menyusui yang ingin menunda kehamilan. Karena tidak mengandung hormon estrogen, sehingga tidak akan mempengaruhi produksi dan kualitas ASI.

Baca juga: Pilihan Kontrasepsi Paling Aman Setelah Melahirkan

5. IUD Tidak Boleh Digunakan Oleh Wanita yang Belum Pernah Melahirkan

Saat ini, IUD juga dianjurkan untuk digunakan wanita muda yang ingin menunda kehamilan. Sebab IUD lebih efektif dan tidak membutuhkan perawatan harian yang meyulitkan aktivitas keseharian Anda.

Sementara, bila suatu hari Anda dan pasangan sudah siap untuk memiliki anak, Anda bisa melepaskan IUD kapan saja melalui bantuan bidan atau dokter. Mudah bukan?

6. IUD dapat Menyebabkan Infeksi dan Ketidaksuburan

Tentu saja hal ini tidak benar dan pihak WHO juga telah membuktikannya melalui berbagai penelitian yang diadakan di seluruh dunia. Penelitian tersebut menunjukkan wanita yang memakai IUD tidak memiliki resiko terkena infeksi panggul atau infertilitas lainnya.

Beda halnya dengan wanita yang memakai alat kontrasepsi lain yang memiliki sedikit risiko terkena infeksi panggul atau infertilitas. Nah, apabila dokter mengatakan Anda tidak aman menggunakan IUD, maka sebaiknya Anda memilih alat kontrasepsi lainnya yang lebih aman untuk digunakan.

Joy Kit Fiesta Mix New Edition, Rp 99.000,- ; Beli di sini

7. Melalukan Pap Smear dulu Sebelum Menggunakan IUD

Pap Smear tidak ada hubungannya dengan alat pengontrol kehamilan (termasuk IUD). Meski begitu, jika Anda berencana melakukan pap smear, memang lebih nyaman melakukannya berbarengan dengan pemasangan IUD.

Terlepas dari hasil pap smearnya, apakah normal atau sebaliknya, IUD tetap aman digunakan untuk menunda kehamilan.

8. Pendarahan Ketika Menggunakan IUD

Apabila terjadi perdarahan setelah pemakaian IUD, hal ini perlu Anda perhatikan lebih cermat. Apakah perdarahan tersebut sudah terjadi sebelum atau setelah pemasangan IUD.

Pemasangan IUD oleh tenaga kesehatan yang berpengalaman tidak akan menyebabkan perdarahan. Maka, perhatikan juga tempat atau dokter yang akan menangani Anda untuk pemasangan IUD.

Kembali ke blog

Tulis komentar

Ingat, komentar perlu disetujui sebelum dipublikasikan.

Produk Rekomendasi

Tutup

Artikel terkait