Melakukan hubungan intim dapat menjadi hal yang menyenangkan…sampai akhirnya terjadi insiden. Ada yang dari hal-hal sepele, seperti tidak dapat meraih orgasme, sampai hal yang benar benar berbahaya.
INSIDENÂ saat bercinta ternyata terjadi lebih sering dari yang dikira, sehingga Anda harus lebih menyadari dan mengetahui apa yang harus dilakukan ketika insiden-insiden di bawah ini terjadi:
1. Lecet di Area Vagina
Bagi para wanita, Anda akan tahu kapan ini terjadi. Lecet atau abrasi di daerah vagina akan menghasilkan pendarahan atau sakit yang hebat setelah melakukan hubungan intim.
Alasan lecet ini terjadi karena vagina Anda terlalu kering saat penetrasi dilakukan. Cara mengatasinya sangat sederhana, gunakan lubricant (pelumas)Â sebelum Anda dan pasangan melakukan hubungan seks. Selain pelumas, Anda juga dapat meminta pasangan untuk melakukan penetrasi dengan lebih lembut.
Abrasi di area vagina biasanya akan membaik dengan sendirinya. Namun, jika Anda sudah melakukan hal ini tapi namun masih secara sering mengalaminya setelah berhubungan intim, segera periksakan ke dokter yang biasanya akan memberi resep obat.
2. Lecet Ringan di Kulit
Lecet ringan di area kulit tubuh biasanya terjadi karena Anda melakukan hubungan seks di permukaan yang tidak lembut, seperti karpet, sehingga terjadi gesekan yang menyebabkan kemerahan di permukaan kulit.
Cara mengatasinya pun sangat mudah. Siram air dingin di area yang mengalami kemerahan karena iritasi, dan cuci dengan sabun anti-bakteri. Jika kulit Anda benar benar sampai tergores, bersihkan juga dengan antiseptik dan krim anti bakteri sebelum memberi perban.
Sedangkan untuk mencegah insiden ini terjadi, pastikan Anda menyediakan alas yang lembut seperti selimut sebelum melakukan hubungan seks di area selain tempat tidur.
3. ‘Benda Asing’ di Vagina atau Anus
‘Benda asing’ yang sering ditemukan oleh dokter di vagina adalah tampon atau kondom. Jika ini terjadi pada Anda, pertama, tetaplah tenang dan jangan panik karena Anda dapat mengeluarkannya dengan mudah.
Waktu paling baik untuk mulai mencoba mengeluarkannya adalah 10-15 menit setelah melakukan hubungan intim karena vagina sudah kembali ke ukuran normal setelah terangsang. Tenang, dan keluarkan dengan dua jari untuk mengambilnya. Jika tidak berhasil, segera kunjungi dokter.
Selain vagina, kadang penetrasi lewat anus juga dilakukan. Selain dengan penis, bukan hal yang jarang untuk para pasangan ingin mencoba variasi di ranjang dengan memasukkan hal lain ke anus.
Namun, yang perlu diingat sebelum melakukan hubungan seks lewat anus adalah jangan masukkan benda yang mudah hilang atau menyebabkan infeksi seperti makanan, atau bahkan bola.
Benda yang paling aman Anda dan pasangan gunakan adalah sex toys seperti butt plugs, bola anal, atau vibrator. Sama seperti halnya dengan vagina, jika Anda memasukkan benda ke dalam anus yang tidak dapat diambil kembali, segera pergi ke dokter.
4. Cedera Punggung
Insiden saat bercinta lainnya yang umum terjadi adalah cedera di bagian punggung. Biasanya ini terjadi karena Anda atau pasangan melakukan berbagai variasi posisi seks.
Untuk mengatasinya, seperti cedera punggung pada umumnya, Anda dapat mengompres bagian yang mengalami pembengkakan atau pegal, dan koyo untuk melemaskan otot sebelum akhirnya beristirahat.
5. Iritasi Makanan
Membawa makanan seperti stroberi dan whipped cream atau coklat ke ranjang dapat menjadi hal yang seksi. Bahkan, bahan alami seperti minyak kelapa dapat menjadi pengganti lubricant yang baik. Namun ternyata, makanan sangat tidak dianjurkan oleh para dokter dalam melakukan hubungan seks karena kemungkinan terjadinya iritasi yang tinggi.
Jika Anda dan pasangan mengalami hal ini, langsung bersihkan area genital dengan air dan sabun, atau bahkan produk susu seperti susu murni dan yogurt.
Meski risikonya dapat ditangani dengan mudah, lebih baik jauhkan makanan saat melakukan hubungan seks. Tak hanya itu, setelah Anda makan dan ingin melakukan seks oral, jangan lupa untuk membersihkan mulut terlebih dahulu.
6. Infeksi Saluran Kemih
Insiden saat bercinta ini bisa terjadi (terutama pada wanita) karena terlalu banyak melakukan hubungan seks. Infeksi saluran kemih dapat dicegah dengan memastikan Anda dan pasangan menggunakan pelumas yang cukup, atau memastikan penetrasi tidak dilakukan dengan terlalu cepat atau terlalu kasar yang dapat menyebabkan iritasi dan meningkatkan kemungkinan infeksi saluran kemih.
Jika Anda merasakan sensasi terbakar ketika buang air kecil, atau malah sering timbul keinginan untuk buang air kecil (anyang-anyangan), segera periksakan ke dokter untuk mendapat diagnosis yang tepat.
Baca juga:Â Buang Air Kecil Setelah Seks Hindarkan Infeksi Saluran Kemih
7. Infeksi Ragi (Keputihan)
Meski seks tidak secara langsung menyebabkan infeksi ragi atau keputihan, penyakit ini banyak terjadi pada wanita yang sering melakukan hubungan seks. Penularan penyakit ini biasanya terjadi karena mendapat seks oral, atau dari air ludah pada penis (misalnya setelah Anda yang memberikan seks oral).
Dr Boyke Wish Feminine Hygiene Majakani Extract, Rp. 30,000; beli di sini
Untuk mencegah hal ini, pastikan penis pasangan Anda bersih sebelum melakukan penetrasi. Dan jika Anda curiga adanya infeksi ini pada Anda, segera periksakan diri ke dokter.
Jika infeksi ragi terjadi lebih dari 4 kali dalam setahun, berarti Anda memang rentan terhadap penyakit ini. Diskusikan pada dokter tentang perawatan apa yang tepat untuk Anda.
Baca juga:Â Cara Paling Efektif Mencegah Keputihan
8. Penis PatahÂ
Penis patah memang bukan insiden yang sering terjadi, dan bahkan secara medis mustahil, karena penis tidak memiliki tulang.
‘Patah’ disini maksudnya penis bengkok sehingga dua saluran tempat darah mengalir saat terjadinya ereksi, pecah. Saat penis patah terjadi, akan terdengar seperti suara benda patah, rasa sakit yang hebat, memar, dan pembengkakan.
Insiden ini hanya terjadi saat seks yang sangat intens. Saat terjadi, langsung pergi ke dokter dan akan dilakukan operasi untuk mengeluarkan darah yang terkumpul. Saat ini terjadi juga jangan pernah mengompresnya dengan es, karena akan memperlambat proses penyembuhan dan meningkatkan risiko impoten.