Meskipun dalam keadaan mengandung, ibu hamil juga tetap bisa mengalami keputihan. Namun tidak selalu normal, keputihan pada ibu hamil bisa mengindikasikan suatu penyakit tertentu lho.Â
KEPUTIHAN atau fluor albus merupakan sebuah proses keluarnya cairan agak kental dari daerah kewanitaan. Kondisi ini terbilang sangat wajar terjadi pada seorang wanita. Tapi, bagaimana jika terjadi pada ibu hamil?
Tidak perlu panik, keputihan juga bisa terjadi pada ibu hamil. Biasanya keputihan saat hamil terjadi karena kurangnya melakukan perawatan Miss V untuk membuat vagina bersih dan segar.
Meskipun normal terjadi juga pada ibu hamil, keputihan saat hamil tetap perlu diwaspadai karena beberapa jenisnya ternyata mengindikasikan adanya sesuatu pada tubuh Anda.
Apa saja? Berikut 5 jenis keputihan dan arti di baliknya:Â
Â
1. Infeksi Bakteri Vaginosis
Munculnya cairan keluar dari area kewanitaan yang memilki aroma tak sedap, berwarna putih kehijauan disertai rasa gatal merupakan keputihan yang disebut dengan vaginosis bakterialis.
Menurut para ahli, kondisi ini biasanya akan menghilang sendiri, tapi jika tak kunjung hilang, sebaiknya Anda segera melakukan pengobatan ke dokter. Sebab pengobatan yang ditunda justru bisa mempengaruhi kesehatan janin yang ada di dalam kandungan Anda.
Jamu Ibu Tjipto Keputihan, Rp 28.600,- ; Beli di sini
2. Infeksi Jamur
Adanya perubahan hormon yang terjadi pada ibu hamil bisa mempengaruhi perubahan pH alami di dalam organ intim. Karena peningkatan produksi estrogen dan progesterone dalam tubuh, daerah vagina menciptakan lingkungan yang nyaman bagi jamur untuk berkembang dan tumbuh.
Selain itu, infeksi jamur juga bisa menyebabkan rasa sakit, gatal, dan pembengkakan pada vagina. Cairan keputihan ini biasanya ditandai dengan warna putih kekuningan yang meninggalkan warna di pakaian dalam Anda.3. Infeksi Penyakit Menular Seksual
Adapun keputihan saat hamil yang disebabkan oleh penyakit menular seksual dari pasangan biasanya disebabkan oleh parasit yang disebut Trichomonas Vaginalis.
Cairan ini agak berbusa dengan warna kuning kehijauan dan memiliki aroma yang busuk. Infeksi ini terjadi karena menjalani hubungan intim sebelum hamil maupun saat hamil dengan seseorang yang terinfeksi.
Untuk mencegah risiko terkena infeksi tersebut, Anda bisa berhubungan intim dengan aman menggunakan kondom setiap kali akan bercinta selama kehamilan.
Baca juga: Keputihan Pada Ibu Hamil, Wajarkah?Â
4. Air Ketuban
Terkadang air ketuban juga dianggap hampir sama dengan cairan keputihan yang banyak dialami oleh para wanita.
Apabila Anda melihat cairan bening yang keluar secara berlebihan dan terus mengalir dari vagina.Kemungkinan itu adalah cairan ketuban yang bocor atau pecah.
Jika hal ini sudah terjadi, Anda harus cepat memeriksakannya ke dokter karena cairan ketuban yang keluar sebelum melahirkan menunjukkan kondisi darurat.
Jamu Nyonya Karsih Tolak Putih, Rp 65.000,- ; Beli di sini
5. Infeksi Leukorrhea
Keputihan pada ibu hamil yang terakhir bisa menjadi indikasi sang ibu terkena infeksi leukorrhea. Infeksi ini sering menyebabkan keputihan dengan karakter cairan yang lebih putih dan sangat encer. Terkadang jenis keputihan ini bisa menyebabkan bau dan juga tidak.
Selain itu, ibu hamil juga bisa mengalami infeksi ini dengan tanda keputihan pada usia kehamilan 13 minggu. Namun, keputihan juga bisa muncul lebih awal dan berjalan selama kehamilan.
Tidak hanya itu jika kehamilan pertama terinfeksi leukorrhea, kemungkinan besar kehamilan berikutnya Anda bisa mengalami hal yang sama. Maka, wajib bagi Anda untuk selalu melakukan perawatan Miss V agar vagina bersih dan sehat. Kunjungi juga dokter untuk konsultasi lebih lanjut.Â
Sumber:
5 Types of Pregnancy Discharge and What They Mean. https://www.livingandloving.co.za/pregancy-blogs/5-types-pregnancy-discharge-mean. Dilansir dari 16 April 2018.