Senggama terputus atau dikenal juga dengan istilah Coitus Interruptus adalah salah satu cara untuk mencegah kehamilan, di mana seorang pria yang sedang melakukan hubungan seksual menarik penisnya keluar dari vagina wanita sesaat sebelum orgasme dan ejakulasi, kemudian mengarahkan ejakulasinya di luar vagina. Namun, benarkah cara ini efektif untuk mengontrol kehamilan yang belum diinginkan? Mari simak mitos dan faktanya!Â
KEHAMILAN merupakan sebuah anugerah yang diberikan dalam suatu kehidupan pernikahan. Memang ada kalanya pasangan suami istri harus menunda kehamilan dikarenakan beberapa hal yang memang sudah dipikirkan dengan matang. Alat kontrasepsi sederhana semisal kondom pun sudah banyak tersedia sebagai salah satu cara mencegah kehamilan.
Selain itu Anda bisa mencoba cara tradisional seperti memutuskan senggama sebelum ejakulasi keluar, metode kontrasepsi ini sudah dikenal selama ribuan tahun dan masih digunakan sampai sekarang. Tetapi sebelum Anda mencoba metode ini, pastikan Anda mempunyai fakta yang benar, bukan sekedar terpengaruh dengan mitos yang beredar.
MITOS 1: SENGGAMA TERPUTUSÂ TIDAK AKAN BEKERJA DENGAN BAIK
FAKTA: Sebuah penelitian mengungkapkan bahwa setiap tahunnya, ketika memutuskan senggama dilakukan dengan benar hanya 4 di 100 wanita yang akan mendapati dirinya mengalami positif hamil, dan dari setiap 100 perempuan yang pasangannya menggunakan penarikan, 27 akan menjadi hamil jika tidak selalu melakukannya dengan benar.
Namun, memutuskan senggama untuk mencegah kehamilan jauh lebih baik daripada tidak, dan pada kenyataannya metode ini hampir sama efektifnya dengan memilih cara pakai kondom saja untuk menunda kehamilan yang tidak direncanakan.
Â
MITOS 2: CAIRAN PRE-CUM AMAN KARENA TIDAK MENGANDUNG SPERMA
FAKTA: Beberapa ahli percaya bahwa cairan pra-ejakulasi, atau biasa disebut dengan pre-cum, dapat membawa cukup sperma yang tersisa di uretra yang berasal dari ejakulasi sebelumnya untuk menyebabkan kehamilan. Jika seorang pria melakukan buang air kecil antara ejakulasi sebelum berhubungan seks lagi, akan membantu untuk membersihkan sperma pada saluran urin dan dapat meningkatkan efektivitas pemutusan senggama.
Â
Â
MITOS 3: HANYA ORANG YANG TIDAK BERTANGGUNG JAWAB YANG MEMAKAI METODE MEMUTUSKAN SENGGAMA
FAKTA: Enam puluh persen wanita pada usia 15 sampai 44 tahun di Amerika Serikat telah menggunakan metode memutuskan senggama. Dalam survei nasional di Amerika Serikat terbaru, 5% dari pasangan yang diteliti menggunakan berbagai metode kontrasepsi dengan mengandalkan cara pemutusan senggama secara eksklusif. Dengan kata lain, orang-orang dari berbagai usia yang menjalani segala macam jenis hubungan menggunakan metode senggama terputus ini untuk mencegah kehamilan.
Â
MITOS 4: TIDAK ADA HAL YANG BAIK DARI METODE MEMUTUSKAN SENGGAMA
FAKTA: Memutuskan senggama mungkin bukan metode yang paling efektif tetapi hal itu tidak berarti bahwa cara ini tidak memiliki manfaat, misalnya tidak harus ada penambahan hormon, tanpa biaya, tidak perlu persiapan sebelumnya, tidak ada resep dokter, dan tidak ada kunjungan ke toko atau klinik.
Metode ini dapat dilakukan secara spontan, pilihan yang baik ketika Anda tidak memiliki rencana lain untuk menunda kehamilan, dan Anda bisa memiliki semua jenis alasan untuk menggunakannya. Bagi wanita yang telah berjuang dengan infeksi vagina seperti vaginosis bakteri, memutuskan senggama terputus ketika berhubungan intim juga dapat membantu mencegah infeksi berulang.
Â
MITOS 5: MEMUTUSKAN SENGGAMA MUDAH UNTUK DILAKUKAN
FAKTA: Meskipun terdengar sederhana, untuk menggunakan metode memutuskan senggama ini membutuhkan latihan, komunikasi, dan back-up plans agar bisa semakin terbiasa melakukannya. Apakah Anda tahu kapan pasangan Anda akan berejakulasi? Bisakah menarik keluar tepat pada waktunya? Jika tidak sebaiknya pikirkan metode yang lain.
Komunikasi adalah hal yang sangat penting dalam sebuah hubungan, sebelum Anda akan memulai berhubungan intim dengan pasangan sebaiknya perlu diketahui dahulu status kesehatan alat vital Anda. Memutuskan senggama memang dapat bekerja untuk pencegahan kehamilan, tetapi tidak menawarkan perlindungan terhadap penyakit menular seksual. Sebaiknya Anda juga memiliki alat kontrasepsi cadangan seandainya cara ini tidak berjalan lancar, sediakan kontrasepsi darurat di sekitar Anda sebelum saat-saat yang tidak diinginkan terjadi.Â
Â