SELAMA abad ke-15, orang-orang melakukan mandi tahunan mereka pada bulan Mei dan umumnya akan menikah pada bulan Juni. Untuk amannya, pengantin akan tetap menggunakan rangkaian bunga untuk menutupi bau badan mereka. Anda akan sering menemukan alasan ini jika Anda ingin mengetahui asal usul tradisi membawa rangkaian bunga pengantin di hari pernikahan.
Berbagai Tradisi Kuno Buket Bunga Pengantin
Adat tua lainnya yang populer tentang membawa sebuah rangkaian bunga, adalah untuk menangkal roh-roh jahat. Biasanya rangkaian bunga ini dibuat dari tumbuh-tumbuhan dengan bau yang menyengat, rempah-rempah, dan tentu saja bawang putih. Bahkan dengan sebuah buket bawang putih, roh-roh jahat sekaligus bau badan bisa tersingkir sekaligus. Jenis rempah-rempah atau bunga yang biasanya termasuk dalam buket adalah dill dan marigold.
Selain itu ada pula tradisi lain di Yunani kuno dan Roma, diimana pengantin mengenakan kalung di leher mereka yang melambangkan kehidupan baru, harapan, dan kesuburan. Karangan bunga Celtic tradisional termasuk tanaman ivy, thistle, dan heather. Karangan bunga tersebut tidak terbuat dari bunga akan tetapi dari tanaman herbal dan rempah-rempah yang berbau tajam karena bau yang tajam dianggap memiliki kekuatan mistik dan dimaksudkan untuk mengusir roh-roh jahat.
Mengapa Buket Pengantin Harus Dilempar?
Tradisi lainnya mengenai karangan bunga yaitu asal usul melempar buket pengantin. Dimulai pada zaman kuno di mana pengantin dianggap beruntung di hari pernikahannya, maka muncullah tradisi bagi para tamu untuk merobek bagian gaun sang pengantin sebagai bentuk jimat keberuntungan bagi mereka. Namun, tidak semua pengantin menyukai kegiatan ini karena bukanlah hal yang menyenangkan jika pakaian mereka dirobek sedikit demi sedikit. Maka dari itu, pengantin wanita mengakalinya dengan memberikan persembahan bagi para tamu dengan melempar buket pengantin sebagai pengganti jimat keberuntungan sekaligus menjaga pakaiannya tetap utuh.
Awal Mula Pergantian Karangan Bunga Pengantin
Sekitar abad ke-19 ketika Ratu Victoria menikah dengan Pangeran Albert, tanaman rempah-rempah telah digantikan dengan bunga-bunga segar, terutama marigold dan dill yang dirangkai dalam bentuk buket bunga. Pengantin wanita akan membawa rangkaian bunga saat dia berjalan menyusuri lorong. Setelah itu, tanaman dill akan diambil dari buket bunga pengantin untuk dikonsumsi oleh pengantin wanita, pengantin pria, dan tamu pernikahan mereka selama resepsi. Tanaman dill dikenal sebagai ramuan untuk meningkatkan hasrat seksual.
Pada zaman Victoria, bunga menjadi pesan cinta rahasia dan setiap bunga memiliki arti tersendiri. Asal usul sebuah keyakinan adanya 'bahasa bunga' dimulai di Turki pada abad ketujuh belas. Para kekasih mulai menggunakan pertukaran bunga untuk menyampaikan pesan. Itu sebabnya, buket bunga pengantin dipilih berkaitan sesuai dengan makna tradisional mereka. Sayangnya, beberapa jenis bunga yang indah justru memiliki makna yang tidak semestinya. Bagi banyak pengantin, arti ini terus mempengaruhi jenis bunga yang mereka pakai dalam karangan bunga pengantin mereka. Makna bunga ini didasarkan pada ilmu yang dikenal sebagai Floriography atau 'bahasa bunga'. Banyak pecinta bunga mengikuti bahasa ini sebagai dasar ungkapan pesan dalam mengirim dan menerima bunga.
Merancang Buket Bunga Anda Sendiri
Di zaman modern ini, pengantin dapat memilih bunga mereka sendiri berdasarkan warna dan bentuk yang mereka sukai. Bunga dapat disesuaikan dengan kepribadian mereka, gaun pengantin, ataupun tema pernikahan secara keseluruhan yang berbeda dan menarik. Untuk itulah, hadir banyak toko bunga terbaik dimana Anda bisa membeli bunga yang Anda sukai. Beberapa toko bunga memiliki berbagai karangan bunga yang sangat kreatif, elegan, dan mengesankan sebagai buket bunga pernikahan Anda. Karangan bunga juga dapat digunakan untuk mengekspresikan ucapan selamat pada momen bahagia ini.