Banyak yang bertanya-tanya apakah fetish adalah suatu bentuk kelainan seksual? Atau sex fetish bisa dibilang sebagai suatu hal yang normal?
SEBELUMNYA, mari kita bahas sedikit mengenai definisi sex fetish terlebih dahulu. Sex festish adalah suatu fantasi atau keterarikan seksual terhadap sesuatu hal yang dianggapnya bisa membangkitkan gairah. Salah satu contoh fetish adalah ketika seseorang merasa tertarik atau bergairah saat melihat leher yang jenjang, rambut yang berwarna pirang, atau pria/wanita yang mengenakan sepatu boot.
Ada orang yang memiliki fetish terhadap sesuatu hal, tetapi ada pula yang tidak memiliki fetish terhadap apapun. Sejatinya, sex fetish adalah kelainan seksual yang masih bisa dibilang normal. Namun, penganut fetisisme ini harus perlahan-lahan melepaskan ketergantungan fantasinya terhadap suatu hal. Dalam kasus ini, peran pasangan sangat diperlukan untuk membantu penganut fetisisme meninggalkan fantasinya tersebut.
Pada dasarnya, fetisisme sama dengan gangguan seksual lain, yakni voyeurisme, froteurisme, dan masokisme. Voyeurisme adalah suatu bentuk kelainan seksual di mana pelakunya hanya dapat mencapai orgasme ketika mengintip lawan jenisnya berganti pakaian, telanjang, atau melakukan aktivitas seksual. Penderita voyeurisme tidak akan terangsang bila melihat lawan jenisnya telanjang dengan sengaja di hadapannya. Selain itu, ada pula froteurisme yang di mana penderitanya hanya akan memperoleh kepuasan seksual dengan menempelkan atau menggesekkan alat kelaminnya ke bagian tubuh orang lain tanpa persetujuan dari orang tersebut. Kasus froteurisme ini umumnya terjadi di dalam bus, kereta api, konser, atau tempat-tempat lain yang ramai dan berdesakan. Ada pula masokisme (masochist), yakni pelakunya hanya akan mencapai orgasme jika melakukan seks dengan kekerasan.
Secara keseluruhan, jika dibandingkan dengan ketiga kelainan seks lainnya, fetish memang belum terlalu parah. Hanya saja, seseorang yang menganut fetisisme harus segera terlepas dari ketertarikan seksual hanya dengan melihat benda atau bagian tubuh tertentu saja. Salah satu cara untuk terlepas dari fetisisme adalah dengan niat dari diri sendiri. Di samping itu, penderita fetisisme juga memerlukan terapi psikologi dan bantuan dari pasangannya agar dapat terlepas dari kelainan seksual yang tidak normal ini.