Setelah melakukan olahraga atau workout, seringkali kita merasakan nyeri pada otot-otot di tubuh, seperti pada kaki, punggung, atau lengan. Seringnya merasakan nyeri otot dan sakit punggung membuat seseorang berpikir bahwa kedua hal tersebut adalah hal yang lumrah terjadi. Bahkan, tak lengkap rasanya jika olahraga tanpa merasakan lelah atau kontraksi pada otot. Benarkah demikian?
NYERI otot biasanya menyerang seseorang setelah melakukan olahraga yang cukup berat, baik kardio maupun latihan beban, atau ketika ia baru menjadi pemula dalam fitness. Nyeri pada otot dan punggung setelah berolahraga lazim dikenal dengan sebutan Delayed Onset Muscle Soreness, atau sering disingkat DOMS. Nyeri otot dapat dihindari dengan mengonsumsi suplemen fitness yang tinggi protein dan omega 3. Selain itu, suplemen fitness yang mengandung saffron juga baik untuk otot Anda.
Biasanya, rasa nyeri di otot dan sakit punggung setelah berolahraga baru akan terasa sekitar enam hingga delapan jam setelah berolahraga, dan baru akan hilang sehari atau dua hari setelahnya. Nyeri otot dan sakit punggung setelah berolahraga ternyata juga menimbulkan beberapa mitos, di antaranya seperti berikut.
NYERI OTOT MENANDAKAN BAHWA OLAHRAGA YANG DIJALANI SUKSES
Banyak orang menganggap bahwa nyeri otot dan sakit punggung adalah pertanda bahwa olahraga berat yang mereka jalani sebelumnya sudah tepat dan efektif. Istilah lainnya, no pain, no gain. Tidak ada hasil tanpa melalui perjuangan yang cukup berat. Sayangnya, pendapat ini salah. Nyeri otot dan sakit punggung tidak berhubungan dengan perkembangan otot. Jika olahraga berat yang dijalani berujung pada nyeri otot yang membuat Anda tidak dapat beraktivitas berhari-hari, hal tersebut tidak memiliki efek apa pun terhadap pertumbuhan otot Anda.
SEMAKIN BUGAR TUBUH, SEMAKIN JARANG MERASAKAN NYERI OTOT
Fitness untuk pemula memang cukup berat pada awalnya. Namun, setelah sering dilakukan, tubuh menjadi terbiasa. Tidak hanya fitness, olahraga lainnya yang awalnya berat juga lama-kelamaan akan ringan untuk dijalani. Penyebabnya adalah tubuh yang telah beradaptasi dan otot yang telah terbiasa bekerja sesuai menu olahraga. Pada akhirnya, nyeri otot di awal latihan tidak lagi berulang dan tubuh menjadi semakin bugar.
Namun, tidak semua orang yang telah terbiasa berlatih menjadi bebas dari ancaman nyeri otot. Penyebabnya adalah perbedaan respons seseorang terhadap rasa nyeri. Seseorang dengan respons yang tinggi terhadap nyeri cenderung tetap merasakan sakit pada ototnya meski ia telah terbiasa berlatih. Sebaliknya, orang dengan respons tubuh yang rendah terhadap nyeri cenderung lebih jarang merasakan sakit pada otot dan punggungnya setelah terbiasa melakukan workout.
NYERI OTOT MENJADI MOMOK YANG BURUK BAGI TUBUH
Rasa nyeri yang tak cepat hilang pada otot dan punggung tentu sangat mengganggu.Tak jarang rasa nyeri tersebut bertahan lebih dari dua hari sehingga membuat aktivitas Anda terganggu.Tak heran jika banyak orang menganggap bahwa nyeri otot adalah hal yang buruk. Well, nyeri otot memang menyebabkan trauma pada serat otot, namun bukan berarti dapat merusak otot. Kehadiran nyeri otot seringkali dibutuhkan untuk membuat otot jauh lebih kuat dibandingkan jika otot tidak pernah merasakan nyeri. Otot yang telah pulih dari nyeri akan lebih tahan saat Anda melakukan workout yang sama di kesempatan lain.
NYERI OTOT MENANDAKANÂ BERKEMBANGNYA ASAM LAKTAT DI OTOT
Jika Anda termasuk yang menganggap bahwa nyeri otot berasal dari berkembangnya asam laktat di otot, Anda harus memikirkannya lagi. Faktanya, saat berlatih tubuh membutuhkan energi. Untuk mendapatkan energi, tubuh akan menghancurkan molekul yang dikenal dengan nama proses metabolisme. Pada proses ini, sel tubuh cenderung bersifat asam yang berakibat pada munculnya rasa panas atau terbakar pada otot. Inilah yang membuat orang salah kaprah dan mengira bahwa panas tersebut berasal dari asam laktat. Padahal, asam laktat diproduksi setiap saat oleh tubuh, bahkan ketika tubuh beristirahat.
STRETCHING SEBELUM DAN SETELAH OLAHRAGA MEMPERKECIL NYERI OTOT
Selama ini, orang-orang terbiasa melakukan stretching, pemanasan, dan pendinginan sebelum dan setelah berolahraga. Jika Anda berpikir stretching sebelum dan sesudah workout dapat meminimalkan terjadinya nyeri otot, sayangnya hal tersebut tidak benar. Stretching sebelum dan setelah olahraga tidak menjamin nyeri otot tidak terjadi. Selain itu, stretching sebelum dan setelah olahraga juga tidak menjamin terjadinya kecelakaan saat berolahraga, juga sangat mungkin menurunkan stamina dan kekuatan Anda ketika berolahraga. Akan lebih baik jika Anda hanya melakukan pemanasan dan pendinginan sebelum dan setelah Anda berolahraga.
Itulah beberapa mitos dan fakta tentang nyeri otot. Hal lain yang patut Anda ketahui adalah konsumsi obat nyeri otot. Saat nyeri otot terjadi, pertolongan pertama yang dapat dilakukan adalah mendapatkan pijatan dan mengonsumsi obat nyeri otot. Pemijatan pada bagian tubuh yang nyeri akan melancarkan aliran darah di tubuh dan menyembuhkan trauma di otot. Jika nyeri otot tak kunjung hilang setelah mendapatkan pijatan dan mengonsumsi obat, ada baiknya Anda menemui dokter Anda untuk memeriksa apakah rasa sakit tesebut murni nyeri otot, atau ada luka lain di otot Anda.