AIDS Benar - Benar Bisa Teratasi Pada Tahun 2030

Michel Sidibe, kepala badan PBB yang menangani AIDS, UNAIDS mengatakan "jika kita mengambil tindak cerdas dan terus menambah kesuksesan hingga 2030, maka kita bisa mengakhiri epidemi AIDS pada tahun 2030. Sehingga AIDS tidak lagi jadi ancaman bagi kesehatan publik". Kematian yang disebabkan oleh AIDS dan infeksi HIV telah berkurang sepertiganya dalam dekade terakhir. Hal ini menimbulkan harapan untuk mematikan AIDS.

Berdasarkan laporan yang dipublikasikan oleh Konfrensi AIDS international di Australia dari 20 - 25 Juli badan PBB memastikan berkurangnya jumlah kematian akibat AIDS dari 1,7 juta pada tahun 2012 menjadi 1,5 juta pada tahun 2013. Selisih tersebut merupakan yang terbesar selama bertahun-tahun semenjak puncak wabah pada tahun 2004 dan 2005 dan hingga saat ini sudah berkurang 35%. 

Namun Afrika tetap menjadi benua yang paling banyak terdapat penderita AIDS yang jumlah kematian pada 2013 mencapai 1,5 juta. UNAIDS berusaha untuk memfokuskan 15 negara sebagai fokus ditempat merebaknya infeksi AIDS di sejumlah negara seperti: Kamerun, Kenya, Mozambik, Nigeria, Afrika Selatan, Tanzania, Uganda, Zambia, dan Zimbabwe. Untuk Negara lain seperti Brasil, Cina, India, Indonesia, Rusia, dan Amerika Serikat. 

Afrika Selatan yang sering ditemukan pasien penyakit AIDS, telah melakukan langkah besar untuk menyebarkan tes AIDS dan pengobatan penyakit dalam jumlah besar. Dulunya negara Afrika Selatan dianggap sangat tertutup dalam menyikapi penyakit AIDS mulai berbenah untuk penanganan lebih lanjut. 

Indonesia Luncurkan Program Uji dan Obati Penderita HIV/AIDS
Indonesia mempunyai 400 ribu penderita yang terkena HIV/AIDS, kalangan yang paling banyak terjangkit ini berasal dari homoseksual, waria, pekerja seks dan klien mereka, pengguna jarum suntik narkotika. Departmen Luar Negri Australia (DFAT) dan pemerintahan Indonesia meluncurkan program Test dan Treat bagi penderita HIV/AIDS.

Program ini berkaitan dengan pengobatan yang akan diterima oleh para penderita AIDS, dimana saat dilakukan tes ternyata positif terkena HIV/AIDS. Proyek riset ini akan berlangsung selama 4 tahun yang bekerja sama dengan Universitas Padjajaran, Universitas UGM, dan Universitas Udayana. Kedepannya harapan diadakan proyek ini adalah untuk bisa menjangkau 400 ribu penderita HIV/AIDS dan juga mengetahui seberapa besar sebenarnya penderita HIV/AIDS secara keseluruhan di Indonesia. 

Sumber : www.radioaustralia.net.au

Baca Artikel Lainnya : 
Apakah Jenis Suplemen Vitamin dan Mineral yang Diperlukan Tubuh Anda?
8 Langkah Mudah Meningkatkan Kesuburan Wanita
Kisah Mantan CEO Multinational, Yayasan Pink Ribbon, dan PitaPink Dalam Melawan Kanker Payudara

Kembali ke blog

Tulis komentar

Ingat, komentar perlu disetujui sebelum dipublikasikan.

Artikel terkait