Kenali Penyebab Vagina Bau

Terletak di area yang tersembunyi membuat vagina perlu perawatan yang lebih khusus dibanding anggota tubuh lainnya. Ketika organ intim tersebut mulai menunjukkan aroma tidak sedap, tentu Anda bertanya-tanya, apa sih penyebab bau pada vagina? Dan apa yang harus dilakukan untuk mengatasinya?

YANG jelas, kenali dulu area organ intim Anda sendiri, lalu cari tau apa yang menjadi penyebab bau vagina, kemudian lakukan pencegahan serta pengobatan. Ada baiknya Anda mengetahui terlebih dulu penyebab-penyebab bau pada vagina, berikut diantaranya:

 

1. Kurang Menjaga Kebersihan

Ini adalah penyebab yang paling sering dialami oleh wanita. Bau tidak sedap pada organ intim sering disebabkan oleh kurangnya kesadaran untuk merawat area intim tersebut. Oleh sebab itu, mulailah untuk selalu merawat organ intim agar tetap wangi. Bersihkan organ intim secara hati-hati setiap hari. Gunakan sabun yang dibuat dari bahan alami dan tidak memiliki aroma. Selain itu, rutin lah mengganti pakaian setiap hari, bahkan jika Anda tidak sedang mandi sekalipun.

 

2. Bakteri

Bacterial Vaginosis atau bakteri vagina adalah penyebab bau pada vagina dan itu memang wajar dialami oleh setiap wanita. Sejatinya bakteri-bakteri alami tersebut sudah hidup dalam organ intim wanita yang membantu merawat kesehatan vagina. Akan tetapi jika jumlah bakteri sudah berlebih maka akan menimbulkan bau tidak sedap pada vagina. Perawatan bisa dilakukan dengan cara meminum antibiotik atau menggunakan gel pada vagina.

 

3. Trichomoniasis

Trichomoniasis merupakan infeksi menular seksual yang disebabkan oleh parasit dan bisa terjadi pada pria atau wanita. Gejala tidak selalu muncul pada seseorang yang terkena infeksi. Beberapa indikasinya adalah area vagina atau uretra yang terlihat hijau atau seperti berbuih, terasa seperti terbakar ketika buang air kecil, gatal-gatal pada organ intim dan terasa sakit ketika berhubungan intim. Untuk mengobati infeksi, biasanya dokter akan memberi antibiotik, tapi tidak menutup kemungkinan ke depannya infeksi akan kambuh lagi.

 

4. Infeksi Jamur

Infeksi jamur juga menjadi salah satu penyebab bau pada vagina yang sering terjadi pada organ intim, dan para wanita tak jarang mengeluhkan hal ini. Infeksi jamur memiliki ciri-ciri berupa aroma yang tidak biasa, muncul cairan keputihan berwarna putih susu dan agak kental, serta area organ intim terasa gatal dan panas. Untuk mengobati infeksi jamur disarankan untuk melakukan konsultasi ke dokter.

 

5. Penyakit Menular Seksual 

Penyakit menular seksual yang sering menyebabkan bau pada organ intim adalah chlamydia dan gonorrhea. Kedua penyakit tersebut memang cukup umum, tapi jangan sampai terjadi keterlambatan dalam penanganannya. Biasanya penyakit ini memiliki gejala munculnya bau yang berbeda dari biasanya dan rasa nyeri saat buang air kecil. Jika gejala tersebut terjadi pada Anda, sebaiknya segera periksakan ke dokter. Guna mencegah penyakit ini, sebaiknya gunakan pengaman saat berhubungan intim.

 

6. Pelvic Inflammatory Disease

Pelvic Inflammatory Disease (PID) atau yang biasa disebut penyakit radang panggul terjadi ketika bakteri (berasal dari penularan secara seksual) berjalan melalui vagina menuju rahim. Kemudian penyakit ini biasanya terdiagnosis sebagai chlamydia atau gonorrhea. Gejala seseorang terkena penyakit radang panggul biasanya berupa demam, keputihan, nyeri di daerah perut atau panggul, nyeri selama berhubungan intim serta terasa sakit saat buang air kecil. Pengobatannya bisa dilakukan dengan meminum antibiotik, dan jika tidak ditangani secara serius akan menyebabkan masalah serius seperti ketidaksuburan.

 

7. Kanker Serviks

Papillomavirus merupakan penyebab utama dari kanker serviks. Kanker ini terjadi pada bagian bawah rahim yang menghubungkan ke vagina. Untuk kanker serviks stadium lanjut biasanya memiliki gejala terjadi pendarahan setelah berhubungan intim, keluar cairan yang berbau tidak sedap dan encer, serta nyeri pada vagina dan panggul. Kanker ini bisa terjadi pada semua golongan umur. Biasanya kanker serviks terjadi karena mulai berhubungan intim di usia muda, pernah berhubungan intim pada lebih dari satu pasangan, merokok, memiliki sistem kekebalan tubuh yang lemah, dan memiliki penyakit menular seksual. Kanker serviks bisa diobati dengan beberapa pilihan pengobatan yang mencakup operasi, radiasi, dan kemoterapi.

 

8. Rectovaginal Fistula

Rectovaginal fistula merupakan kondisi abnormal pada saluran antara bagian bawah usus besar atau rektum dengan vagina. Kondisi ini menyebabkan isi usus bisa bocor melalui fistula sehingga penderita dapat mengeluarkan gas atau tinja melalui vagina. Beberapa gejala rectovaginal fisula adalah keluarnya gas, tinja atau nanah dari vagina, segala sesuatu yang keluar dari vagina berbau tajam, nyeri pada area organ intim, terasa nyeri saat berhubungan intim, dan infeksi saluran kemih kambuhan. Kondisi ini harus segera ditangani oleh dokter. Dokter biasanya akan memberikan antibiotik, namun tidak menutup kemungkinan dokter akan menyarankan untuk melakukan operasi.

 

Kembali ke blog

Tulis komentar

Ingat, komentar perlu disetujui sebelum dipublikasikan.

Artikel terkait