Dengan program keluarga berencana, setiap pasutri punya kebebasan memilih alat kontrasepsi. Dan ketika merasa siap untuk memiliki momongan, maka program kehamilan perlu direncanakan. Sebelum mengikuti program hamil dan akhirnya melahirkan seorang anak, lebih baik pertimbangkan 10 hal ini hingga akhirnya Anda dapat memutuskan: apakah langsung terlibat dalam program hamil setelah menikah atau justru menundanya dengan alat kontrasepsi?
DILEMATIKA yang sering muncul dalam sebuah keluarga baru adalah perihal anak. Apakah pasangan suami-istri baru sepakat untuk langsung memilikinya atau justru menundanya dengan mengikuti program keluarga berencana. Beberapa terjebak dalam dilematika ini karena ragu dengan kesiapan mereka untuk mengikuti program hamil.
Agar tak berputar-putar dalam dilema yang itu-itu saja, inilah 10 pertanyaan yang dapat Anda jawab bersama pasangan untuk menilai seberapa siap Anda berdua memiliki anak. Apakah memiliki anak adalah benar keinginan kalian berdua atau tuntutan keluarga saja?
Apakah Sebatas Insting?
Manusia memang dilahirkan untuk bereproduksi. Menikah dan memiliki anak adalah insting alami manusia. Insting ini pulalah yang membuat pasangan baru tak menyentuh alat kontrasepsi di awal pernikahan mereka. Namun, kadang insting tak sejalan dengan persiapan yang kita miliki. Cobalah membuat daftar pro-kontra perihal langsung memiliki anak setelah menikah.
Adakah Tekanan Keluarga?
Kadang-kadang, keinginan orangtua Anda untuk memiliki cucu lebih besar daripada keinginan Anda untuk memiliki anak. Terkadang pula, mereka mendesak Anda untuk segera mengikuti program hamil sesaat setelah menikah. Jangan biarkan hal ini mempengaruhi Anda.
Keberlangsungan keluarga Anda berada di tangan Anda. Mungkin Anda dapat menanyakan pada mereka, bantuan apa yang dapat mereka berikan bila nantinya Anda kesulitan dalam mengasuh anak. Kumpulkan pula tips hamil dari ibu dan mertua Anda bila akhirnya Anda memutuskan untuk segera memiliki anak.
Baca juga:Â Hati-hati! Tingkat Stres Berpengaruh pada Kesuburan!
Siapkah Anda Menunda Karier?
Saat memutuskan untuk hamil, cuti hamil adalah hal yang tak dapat Anda tolak. Banyak pula yang akhirnya keluar dari pekerjaan dan memutuskan untuk bekerja paruh waktu. Dengan kondisi seperti ini, berarti tak akan ada peningkatan karier selama 1 atau 2 tahun. Sesuaikah ini dengan rencana karier Anda?
Bagaimana dengan Biayanya?
Membesarkan anak butuh biaya. Itu pasti. Apakah Anda sudah memiliki tabungan untuk pendidikannya nanti? Atau paling tidak, apakah selama ini Anda sudah dapat mengatur keuangan dengan baik? Bila Anda menjawab belum untuk keduanya, lebih baik perbaiki dulu manajemen keuangan Anda. Bila keduanya sudah dilakukan, then you can move on to the next step.
Apakah Lingkungan Rumah Anda Ramah Anak?
Bila menambah satu anggota keluarga lagi, apakah rumah Anda masih cukup untuk menampungnya? Apakah lingkungannya baik? Apakah di sekitar situ ada sekolah? Pertimbangkan hal-hal ini karena Anda tentu tak mau anak Anda tumbuh di lingkungan yang tak bersahabat.
Seberapa Kuat Hubungan Anda dengan Pasangan?
Beberapa menggunakan anak sebagai perekat hubungan. Tapi, tidak selamanya pula cara ini berhasil. Kehadiran anak memicu banyak persoalan yang perlu diselesaikan bersama. Bila Anda masih ragu dengan kekuatan hubungan Anda bersama pasangan, tak ada salahnya menundanya dengan kontrasepsi. Jangan sampai anak menjadi korban lemahnya hubungan kalian berdua.
Seberapa Siap Anda Menghadapi Kehamilan?
Fase kehamilan bisa jadi mudah untuk sebagian orang dan sulit untuk sebagian yang lain. Apakah tubuh Anda siap dengan kesulitan yang mungkin Anda akan temui? Persiapkan fisik dan mental Anda sebaik-baiknya. Jangan sungkan menanyakan tips hamil kepada mereka yang sudah berpengalaman.
Apakah Hidup Akan Berubah ke Arah yang Lebih Baik?
Kenali hidup yang sedang Anda jalani dengan sebaik-baiknya. Perubahan apa yang akan terjadi bila Anda memiliki anak dalam waktu dekat ini? Ke arah yang lebih baik kah? Atau justru akan jadi lebih sulit? Semuanya kembali pada pilihan Anda. Jangan segan mencoba alat kontrasepsi seperti pil KB atau suntik KB bila Anda memutuskan untuk menundanya.
Bagaimana dengan Gen Anda?
Beberapa pasangan memutuskan hidup tanpa memiliki anak karena gen yang ada dalam tubuhnya berpotensi membawa penyakit tertentu. Bagaimana dengan Anda? Sebelum memutuskan hamil, ada baiknya Anda konsultasikan hal ini dengan ahli kesehatan. Bila akhirnya Anda memutuskan untuk tidak memiliki anak, tak ada salahnya menggunakan kontrasepsi setiap berhubungan seksual. Atau, Anda dapat menggunakan pil KB untuk mencegah kehamilan tanpa efek samping yang signifikan.
Baca juga:Â Keunggulan Kondom Wanita Sebagai Metode Kontrasepsi